DOCUMENTATION : The Locker
Location : Plaza Semanggi , Jakarta
Indonesia
Iam.ran akan balik ke sejarah di artickle kali ini.
Selama ini saya meliput culture sneakers di indonesia sudah mencapai puncak dan sangat update dari sisi mata saya, tapi tidak begitu sering mengangkat article history lama, di mana salah satu scene atau era mulai sneaker culture di Indonesia. Jadi maka itu saya berpikir untuk melihat balik dan mencari tahu waktu-waktu sneakers culture masih di hitung gerakan underground dan tidak komersial seperti sekarang. memperdalam untuk data siapa aja orang- orang yang membangun culture sneakers di indonesia dulu visioair2 yang menaruh bata-bata dan membangun culture yang yang bermain sneaker retail atau resell di masa itu.
Salah satu nama yang sering bergema adalah toko yang sering di angkat dan toko ini menjual sneaekrs di era lama, para sneakers collector sudah tidak asing lagi. toko yang saya maksud ini ada di Plaza semanggi di masa itu yang bernama " The Lockers ".
toko tersebut adalah salah satu toko yang mengadopsi culture reselling business di era era pertama sneaker culture ada . tidak cuma itu, toko ini membangun dan mengedukasi anak muda yang sekarang bisa di bilang membantu mengadopsikan culture generasi berikut yang berkereasi di culture sneakers.
kayak nama yang tidak asing Aji Handoko, atau Soni dean, mereka adalah student2 dari tempat tersebut. semakin dalam saya mengulik, akhirnya saya bertemu dengan visioair yang membuka toko Locker. dan akhirnya saya bertemu dan berteman dengan pendiri Locker .
Di article ini saya mau mengangkat dan interview old school player Reinier dan Arno , visionairies / salah satu pionere yang membuka toko reselling sneakers dan culture streetwear di era early early 2000. yang di mata general adalah cuma sebagai sepatu olahraga, tidak sebagai lifestyle seperti sekarang.
menurut saya mereka mereka inilah yang hebat, visionairies yang sangat raw dan mencintai lebih ke culturenya.
untuk para reader yang intrested, ini adalah sedikit short interview bersama Bro Reinier dan Bro Arno.
( click di "read more " untuk melihat dokumentasi photo photonya )
English
Iam.ran will return to history in this article.
So far, I have covered sneaker culture in Indonesia, which has reached its peak and are updated from my point of view. I don't often cover old history articles, where scene or era where it began with sneaker culture in Indonesia. So that's why I thought to look back and find out when sneakers culture was still considered as underground movement and not as commercial as it is now.
to deepen the data on the people who built the sneaker culture in Indonesia / Visionairies who put some of the bricks and built the culture who played sneaker retail or resell at that time.
One of the names that often resonates is the shop that are often picked up in the ears of sneakers enthusia, shop that sells sneakers in the old era, the sneakers collector is no strange.
The store I mean was at Plaza Semanggi at that time called "The Lockers".
One of the stores that adopted the culture of sre-elling business in the era of the first sneaker culture to exist. not only that, this store builds and educates young people who can now be said helped adopt the culture of the next generation who are creative in culture sneakers.
with out this store like the familiar name Aji Handoko, or Soni dean, they are students from that place. the deeper I explored, finally I met visioair who opened a Locker shop. and finally I met and befriended the founder of Locker.
In this article, I interviewed Reinier and Arno, visionairies, one of the pioneer stores that opened a reselling sneakers and culture streetwear shop In the early 2000s, an era when sneakers were still considered underground movement because sneakers in general eyes were just sports shoe in indonesia, not as a lifestyle like now.
In my opinion, they are one of the visionaries who are very raw and love their culture more. this is one person to know if you love the sneaker scene.
for interested readers, this is a short interview with Bro Reinier and Arno Arno.
(click on "read more" to see the photo documentation)